Dalam
suatu sistem pendidikan, kurikulum seharusnya bersifat dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan
zaman. Hasil survey “Trends in
International Math and Science” tahun 2007 yang dilakukan oleh Global Institute, menunjukkan hanya lima
persen peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran
berkategori tinggi. Data lain diungkapkan oleh Program for International Student Assesment (PISA), hasil studinya
tahun 2009 menempatkan Indonesia pada peringkat sepuluh besar terbawah dari 65
negara peserta PISA. Hasil kedua survey itu merujuk pada suatu simpulan bahwa
prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan perubahan kurikulum, termasuk penataan beberapa mata pelajaran,
salah satunya Bahasa Indonesia.
Pada
Kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Indonesia akan berbasis teks yang menjadi
paradigma pengembangan fungsi bahasa. Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai
media komunikasi, tapi sebagai alat mengembangkan kemampuan berpikir. Hal itu
ditampilkan dalam teks yang dibentuk oleh konteks, ragam bahasa, dan pesan yang
mengandung unsur sosial dan budaya. Melalui mata pelajaran Bahasa
Indonesia, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai
dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa berbasis teks,
bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan
sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri
penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks dimaknai sebagai satuan
bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual.
Pembelajaran
berbasis teks pada mata pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan implementasi
dari pembelajaran tematik integratif. Tujuan pengintegrasian bukanlah untuk
pendangkalan mata pelajaran, tapi justru lebih membermaknakan mata pelajaran
agar lebih mudah dipahami dan bersifat kontekstual (Cambridge University,
“Teaching Science through English”).
Istilah
tematik-integratif dalam Kurikulum 2013 merupakan perwujudan penerapan
CLIL. Coyle (2006, 2007) mengajukan 4C
sebagai penerapan CLIL, yaitu content,
communication, cognition, culture (community/citizenship).
University of Cambridge menerbitkan panduan kurikulum bahasa Inggris yang bertajuk Teaching
Science through English-- a CLIL Approach. Dalam panduan tersebut
dijelaskan bahwa content itu
berkaitan dengan topik apa (dalam hal ini adalah topik IPA seperti ekosistem). Communication berkaitan dengan bahasa jenis apa yang
digunakan (misalnya membandingkan, melaporkan). Pada bagian ini konsep genre
teraplikasi, bagaimana suatu jenis teks tersusun (struktur teks) dan bentuk
bahasa apa yang sering digunakan pada jenis teks tersebut. Cognition berkaitan dengan keterampilan berpikir apa yang dituntut
berkenaan dengan topik (misalnya mengidentifikasi, mengklasifikasi). Culture berkaitan dengan muatan lokal
lingkungan sekitar yang berkaitan dengan topik, misalnya kekhasan tumbuhan yang
ada di wilayah tempat peserta didik belajar, termasuk juga persoalan karakter
dan sikap berbahasa. CLIL sekarang ini juga dilihat sebagai cara untuk mencapai
‘mother tongue + 2’ multilingualism
(Zarobe, 2009).
Oleh
sebab itu, peran bahasa Indonesia amat strategis dalam Kurikulum 2013 sebab
bahasa Indonesia dijadikan sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan. Pembelajaran
bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1)
bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau
kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan
bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat
fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai,
dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan
berpikir manusia.
Secara
filsafati, pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk
mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan
penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya,
bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya. Oleh
sebab itu, bahasa Indonesia memiliki peran yang strategis dalam kurikulum 2013
dalam menghela peradaban bangsa terutama pada era globalisasi seperti saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar