Rabu, 12 September 2012

Pengertian dan Medan Telaah Sintaksis


A.      Pengertian Sintaksis

Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda Syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax.

Menurut Harimurti Kridalaksana sintaksis adalah (1) pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa, (2) subsistem bahasa yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagaian dari gramatika; bagian lain ialah morfologi), (3) cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut (2001: 199).

Sintaksis ialah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan morfem (Ramlan, 1987: 21).

Sedangkan sesuai dengan asal-usul kata sintaksis yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun ’dengan’ dan kata tattein ’menempatkan’. Sehingga secara etimologi sintaksis berarti menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat (Chaer, 2007: 206).

Menurut Verhaar (2001: 161)  sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan.

Sintaksis adalah studi penghimpunan dan tautan timbal balik antara kata-kata, frasa-frasa, klausa-klausa dalam kalimat (Chaedar Alwasilah, 1983: 105).


B.       Medan Telaah Sintaksis

Medan telaah sintaksis meliputi :
1.    pengertian sintaksis
2.    alat sintaksis
3.    proses pembentukan satuan sintaksis
4.    unsur-unsur pembentuk satuan sintaksis
5.    fungsi sintaksis
6.    kategori satuan sintaksis
7.    peran semantic (pengalam, penerima, pelaku)
8.    hubungan antarunsur pembentuk satuan sintaksis
9.    vocal yang terdiri atas dua taksonomi yakni endovoice dan eksovoice


1.      Pengertian Sintaksis
Sintaksis adalah cabang linguistik tentang seluk-beluk frasa, klausa, kalimat.




2.       Alat Sintaksis
Alat-alat sintaksis adalah alat-alat untuk menghubungkan kata-kata menjadi kelompok dengan struktur tertentu. Adapun yang dimaksudkan dengan struktur adalah hubungan setara dan bertingkat dari kelompok tersebut.

a.       Bentuk kata
Bentuk kata terdiri atas kata dasar dan kata turunan. Contoh : baju adalah kata dasar kemudian kata turunannnya adalah berbaju. Kata baju dan berbaju  memiliki makna yang berbeda sehingga mengakibatkan perbedaan makna.

b.      Intonasi
Intonasi adalah pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. (Kridalaksana dalam Baehaqie, 2008 : 10).
Sebuah kalimat dengan unsur-unsur segmental yang sama jika diberi intonasi yang berbeda akan berbeda pula maknanya, misalnya kalimat Aku sedang makan, dengan intonasi deklaratif menjadi kalimat bermodus deklaratif (yang dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda titik); dengan intonasi interogatif menjadi kalimat interogatif (yang dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda tanya); dan bila diberi intonasi interjektif akan menjadi kalimat interjektif (yang dalam bahasa tulis ditandai dengan tanda seru).
Batas antara subyek dan predikat dalam bahasa Indonesia biasanya ditandai dengan intonasi berupa nada naik dan tekanan. Oleh karena itu, kalau susunan kalimat yang berbunyi Bapak ibu saya pergi ke Surabaya diberi tekanan sebagai batas subyek dan predikat pada tempat yang berbeda, maka kalimat tersebut akan memiliki makna gramatikal yang berbeda. Bandingkanlah makna konstruksi contoh kalimat berikut:
a) Bapak / ibu saya pergi ke Surabaya.
b) Bapak / ibu / saya / pergi ke Surabaya.
c) Bapak ibu / saya pergi ke Surabaya.
Keterangan:
 / = batas subyek predikat
// = batas klausa

c.       Kata Tugas
Kata tugas diposisikan dengan kata penuh, yaitu kata yang mempunyai makna leksikal penuh yang bebas. Misalnya rumah, angin, arang, malaikat, dsb. Yang berlainan penuh yang bebas, misalnya di, yang, para, dsb (Kridalaksana dalam Baehaqie, 2008 : 12)..
Jadi menurut saya, kata tugas adalah golongan kata yang memiliki bentuk bebas (tidak terikat dengan satuan lain) dan tidak memiliki makna leksikal, maknanya akan jelas apabila digunakan dalam konstruksi sintaksis.
Ciri kata tugas menurut Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2007):
1)        Jumlahnya terbatas
2)        Keanggotannya bersifat tertutup
3)        Dapat dikuasai oleh pemakai bahasa dengan cara menghafal
4)        Pada umumnya tidak dapat mengalami proses morfologis
5)        Tidak memiliki makna leksikal
6)        Dapat digunakan dalam wacana apapun


d.      Urutan
Dalam bahasa Indonesia, urutan yang berbeda menyebabkan satuan itu gramatik atau tidak, terasa nyaman didengar atau tidak, dan mudah dipahami atau tidak. Di samping itu, urutan kata juga berpotensi sebagai pembentuk variasi kalimat. Contoh:
Saya Menyuapi adik.
Adik menyuapi saya.

3.      Proses Pembentukan Satuan Sintaksis
Proses pembentukan satuan sintaksis merupakan mekanisme terbentuknya unsure pembentuk satuan sintaksis.


4.      Unsur-unsur Pembentuk Satuan Sintaksis
a.         Unsur Pembentuk Frasa
Menurut Chaer (2007) Frasa lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi satah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
Contoh:
(1)     Saya sedang menulis puisi cinta
Dalam kalimat (1) terdiri atas dua frasa yaitu sedang menulis dan puisi cinta.

b.         Unsur Pembentuk Klausa
Kalusa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas dan di bawah kalimat. Klausa berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan memiliki potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dalam Baehaqie, 2008:28).
Contoh:
(1)     Istrinya datang membawa kado
Dalam kalimat (1) terdiri atasdua klausa yaitu istrinya datang dan membawa kado.

c.         Unsur Pembentuk Kalimat
Ramlan (1987) mengatakan : “kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik”. Kalimat merupakan satuan atau deretan kata-kata yang memiliki intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhannya dan secara ortografi biasanya diakhiri tanda titik atau tanda akhir lain yang sesuai.
Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga buah, yaitu intonasi deklaratif, intonasi interogratif (?) dan intonasi seru (!)


5.      Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis adalah tataran yang pertama, tertinggi, dan yang paling abstrak terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah fungsi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya hubungan dengan fungsi yang lain. Fungsi-fungsi sintaksis meliputi:
1)      Subjek dan jenisnya
2)      Predikat dan jenisnya
3)      Objek dan jenisnya
4)      Keterangan dan jenisnya
5)      Pelengkap dan jenisnya


6.      Kategori Satuan Sintaksis
Kridalaksana (dalam Baehaqie, 2008: 66) ada empat prinsip pengategorian kata. (1) dari sudut sintaksis adanya kelas-kelas tertentu dalam suatu bahasa terkait erat dengan keanggotaan sebuah kata dalam gatra tertentu; kriteria sintaksis (didukung kriteria morfologis); (3) kategorisasi kata hendaknya dilakukan secara tuntas. Dalam hal ini selain mendaftar semau kelas kata, perlu juga mendaftar subkategorisasinya atau subkelasnya dalam setiap kategori atau kelas kata masing-masing karena tiap subkelas itu memiliki perilaku sisntaksis yang khas pula; (4) teori kelas kata yang dihasilkan seyogyanya mencakup seluruh bahasa yang dijangkaunya, dengan segala dialek dan ragamnya.


7.      Peran Semantik (Pengalam, Penerima, Pelaku)
Contoh:
Peran pengisi subjek
Orang tua itu kini hidup sendiri (pengalam)
Hilmi sudah dibelikan peralatan kedokteran (penerima)
Nia sedang mengerjakan tugas (pelaku)


8.      Hubungan Antarunsur Pembentuk Satuan Sintaksis
Hubungan antarunsur pembentuk satuan sintaksis saling ketergantungan. Unsure-unsur tersebut merupakan unsure pembentuk secara langsung unsure yang berada di atasnya dalam tataran gramatikal. Frasa merupakan unsure pembentuk klausa. Klausa merupakan unsure pembentuk kalimat. Dan begitu pula frasa, unsure pembentuknya adalah kata.


9.      Vokal : Endovoice dan eksovoice

Daftar Pustaka

Abdul Chaer. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Baehaqie, Imam. 2008. Sintaksis : Teori dan Analisisnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chaedar Alwasilah, A. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa.
Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.
Veerhar, J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

0 komentar:

Posting Komentar