Senin, 30 Maret 2015

DONGENG BERMUATAN BUDAYA BANYUMAS SEBAGAI PENGHELA NILAI CABLAKA PADA PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SEKOLAH DASAR



ABSTRAK

Dongeng memiliki posisi yang strategis untuk menyampaikan pesan-pesan positif pada anak-anak. Dongeng sebagai salah satu bentuk karya sastra dianggap mampu mendorong anak-anak untuk berperilaku positif. Di samping  menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia, membantu mengembangkan pribadi, pembentukan watak, memberi kepuasan, kenyamanan, dan meluaskan dimensi kehidupan, dongeng diakui juga sebagai salah satu alat untuk menyampaikan pengajaran (pendidikan) yang berguna dan menyenangkan (dulce et utile). Melalui pembelajaran apresiasi sastra, pesan-pesan yang ada pada dongeng dapat diterima dengan baik oleh anak-anak. Pembelajaran apresiasi dongeng tidak hanya mencakupi hal yang bersifat kognitif saja, tapi juga emotif evaluatif. Kelebihan dongeng sebagai karya sastra sekaligus kegiatan mengapresiasinya inilah yang memberikan peluang untuk menjadikannya sebagai penghela nilai-nilai kultural sebagai bentuk kearifan lokal yang semakin tidak dikenali oleh masyarakat, terutama anak-anak. Kearifan lokal sebenarnya merupakan bagian dari sistem adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya sehingga masyarakat telah mengetahui dengan baik kondisi dan lingkungannya sendiri. Salah satu nilai kultural yang menjadi filosofi masyarakat Banyumas yakni cablaka atau jujur. Cablaka menjadi identitas kultural masyarakat Banyumas yang identik dengan karakter blak-blakan atau apa adanya. Cablaka sebagai salah satu nilai kearifan lokal berpeluang menjadi penjaga dan penguat identitas kebudayaan bangsa. 

Kata Kunci : dongeng, apresiasi sastra, budaya Banyumas, cablaka

meinafebri@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar