Senin, 20 Februari 2012

Desain Pembelajaran Menulis Wacana yang Bercorak Naratif, Deskriptif, Ekspositoris, dan Argumentatif dengan Model Kontekstual di Sekolah Menengah Kejuruan Kelas XI Semester 2


1.        Konsep
A.       Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif
Menurut Sri Utami (2008:167),
·         Wacana naratif merupakan wacana yang digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang sudah mengalami proses pengimajian. Dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara menceritakan sesuatu kejadiaan yang dialami tokoh. Dalam wacana ini unsur tokoh atau pelaku peristiwa, kejadian-kejadian atau peristiwa, tempat kejadian, waktu kejadian menjadi ciri yang terpenting.
·         Wacana deskriptif merupakan wacana yang berciri mendeskripsikan suatu objek sesuai dengan visi penutur (penulis). Objek yang dideskripsikan dapat berupa tempat, manusia, dan keadaan.
·         Wacana ekspositoris merupakan penjelasan, pemaparan, yaitu jenis karangan dengan sifat dan tujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mendapat informasi atau pengetahuan baru.
·         Wacana argumentatif merupakan pendapat, yaitu jenis karangan yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan atau pendapat penulis. Pendapat penulis ini pada umumnya berasal dari hasil pengamatan, kajian, wawancara, penelitian penulis sendiri ataupun orang lain. Agar pendapat tersebut diterima oleh pembaca, penulis menyertakan alasan dan bukti yang dapat berupa data, fakta, atau hasil analisisnya dengan cara melampirkannya dalam tulisan tersebut. Contoh wacana yang terdapat dalam karya ilmiah, seperti artikel, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.

B.       Model Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk menembangkan sendiri pengetahuannya melalui aktivitas pembelajaran yang memperhitungkan kemampuan awal, pengalaman dan aplikasi pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan nyata, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni : konstruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat belajar, permodelan dan penilaian autentik.

Sintakmatik :
1.        Guru mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya
2.        Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
3.        Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4.        Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)
5.        Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6.        Lakukan refleksi di akhir pertemuan
7.        Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Sistem Reaksi
1)        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2)        Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga lebih kreatif dan imajinatif.
3)        Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4)        Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
5)        Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
6)        Menciptakan lingkungan yang kondusif.

Sistem Sosial
Guru berfungsi sebagai salah satu fasilitator yang merancang program, menjelaskan konsep baru, memandu siswa tanya jawab dan diskusi, memfasilitasi sumber lain, memberi umpan balik atas karya laporan mahasiswa, melakukan penilaian hasil dan proses belajar.

Siswa dianjurkan agar memperoleh informasi dari berbagai sumber yang relevan dengan pembelajaran.
Dampak Instruksional
-          Siswa dapat menentukan topik untuk membuat wacana

0 komentar:

Posting Komentar