Jumat, 17 Februari 2012

Kesalahan di Bidang Semantik


Kesalahan di Bidang Semantik

1.      GEJALA HIPERKOREK
yang sudah betul dibetul-betulkan lagi akhirnya menjadi salah.

·      /s/ dijadikan /sy/ atau sebaliknya
a.       syukur – sukur
Syukur merupakan ungkapan terima kasih kepada Tuhan; sedangkan 
b.      syarat – sarat
Kata sarat berarti ‘penuh’; sedangkan kata syarat berarti ‘ketentuan yang harus dipenuhi
Contoh :
Salah satu syarat menjadi seorang tentara adalah sehat jasmani dan rohani.
Gerobak yang didorong Pak Tani sarat hasil panen.
c.       syah – sah
Kata syah dan sah merupakan pasangan yang terancukan. Makna kedua kata ini sudah jelas berbeda. Sah berarti ‘sudah sesuai dengan ‘hukum’; sedangakan syah berarti ‘raja’
Contoh :
Syah Iran sudah pernah berkunjung ke Unnes.
Afgan sudah sah menjadi suami saya.
d.      sair – syair
Kata sair  bermakna ‘api neraka’; sedangkan kata syair berarti ‘bentuk puisi lama’.
Contoh:
Pramudya sedang asyik membaca syair
Seharusnya para pejabat yang korupsi selalu ingat sair.

·       /p/ dijadikan /f/ atau sebaliknya
a.       polio – folio
kata polio memiliki makna ‘penyakit pada tulang’; sedangkan kata folio berarti ‘ukuran kertas’.
Contoh:
Adiknya menderita polio
Andi sedang memebeli kertasi folio di toko.
b.      kapan – kafan
Kata kafan berarti ‘kain (putih) pembungkus mayat; sedangkan kapan bermakna ‘kata tanya untuk menanyakan waktu’
Contoh:
Mayat itu sudah dibungkus kain kafan.
Kapan kamu lulus?
c.       pakta – fakta
Kata pakta berarti ‘perjanjian’ dan kata fakta berati ‘suatu peristiwa yang benar-benar ada’
Contoh:
Berdasarkan fakta yang ada, Mali ditetapkan menjadi etrsangka dalam kasus itu.
Kamulah yang harus bertanggung jawab atas peristiwa itu berdasarkan pakta yang ada.

2.      GEJALA PLEONASME
Penggunaan unsur bahasa yang berlebihan.
Contoh:
·      Sudah sejak dari tadi temanmu menunggu.
Seharusnya :
Sudah dari tadi temanmu menunggu.

·      Aduh, dia sangat manis sekali!
Seharusnya :
Aduh, dia manis sekali!

·      Pada zaman dahulu kala banyak orang-orang menyembah berhala.
Seharusnya :
Pada zaman dahulu kala banyak orang menyembah berhala.

3.      PILIHAN KATA ATAU DIKSI
Contoh:
Pertandingan lari itu disaksikan presiden.
Seharusnya:
Perlombaan lari itu disaksikan presiden.

Mereka bukan naik kendaraan umum itu.
Seharusnya:
Mereka tidak naik kendaraan umum itu.

Adanya sikap saling mencurigai antarmanusia yang satu dengan yang lain cukup memprihatinkan.
Seharusnya:
 Adanya sikap mencurigai antarmanusia yang satu dengan yang lain cukup memprihatinkan.

Anak itu jalannya pincang karena kakinya pernah putus.
Seharusnya:
Anak itu jalannya pincang karena kakinya pernah patah.

4.      AMBIGUITAS
Kemungkinan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata, gabungan kata, atau kalimat.
Contoh:
1.      Tipe afiks
beruang
(ber+uang :  mempunyai uang ; ber+ruang : mempunyai ruang)
beribu
(ber+ribu : Banyak ribu ; ber+ibu : mempunyai ibu)
berangka
(ber+angka : mempunyai angka ; ber+rangka : memiliki rangka)
mengukur
(me+ukur : melakukan pengukuran ; me+kukur: melakukan tindakan “kukur”)

2.      Tipe idiomatik
angkat topi; artinya, salut
gulung tikar; artinya, bangkrut
angkat tangan; artinya, menyerah
membuka lembaran baru; artinya memulai hidup baru dan melupakan masa lalu

3.      Tipe referensi dan substitusi
Ali bersahabat karib dengan Badu, dia sangat mencintai istrinya.
 (dia tidak jelas ditujukan pada Ali atau Badu)

4.      Tipe atribut dalam kalimat
Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
(tidak jelas uang yang diterima  berupa uang dua puluh lima ribu atau uang lima ribuan yang berjumlah dua puluh)

Rumah ketua RT yang baru dicat biru.
(tidak jelas siapa dan apa yang baru, rumah ketua RT atau jabatan ketua RT)

0 komentar:

Posting Komentar